BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat
kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi moral
dan sosial budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini
sebagai dampak pengadopsian budaya luar secara belebihan dan tak terkendali
oleh sebagian remaja kita. Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa
mengenal lebih jauh nilai-nilai budaya luar secara arif dan bertanggung jawab.
Tak mungkin pula, kehadiran
teknologi yang serba digital dewasa ini banyak menjebak remaja kita untuk
mengikuti perubahan ini. Hal ini perlu didukung dan disikapi positif mengingat
kemampuan memahami pengetahuaan dan teknologi adalah kebutuhan masa kini yang
tidak bisa terelakkan. Namun, seringkali terlepas oleh kontrol. Pengaruh era
global seringkali dianggap sebagai symbol kemajuan dan mendapat dukungan
berarti di kalangan remaja. Kemajuan informasi dan teknologi telah membawa ke
arah perubahan konsep hidup dan perilaku sosial. Pengenalan dan penerimaan
informasi dan teknologi tumbuh pesat bahkan menjadi kebutuhan hidup.
Perlu kiranya menjadi keprihatinan
bersama, sekaligus menaruh perhatian lebih bila mengamati dan menjumpai
sebagian dari remaja yang makin menikmati dan menghabiskan masa remajanya
dengan kegiatan yang kurang berfaedah bahkan sama sekali tak berguna demi masa
depannya. Sungguh ironis, kala daya tarik pendidikan dan pengetahuan yang
mestinya wajib didapatkan oleh para remaja, malah justru menjadi momok yang
menakutkan memicu kebencian.
Perlu kiranya memformulasikan
kebutuhan pendidikan (akhlak, ilmu pengetahuan, teknologi, mental dan
lain-lain) yang lebih mendekati kepada kepentingan riil anak remaja masa kini.
Tidak sekedar mengadopsi pola-pola atau cara-cara Negara sekuler, sementara
sering mengesampingkan nilai-nilai moral dan mental generasi remaja.
Masalahnya sejauh mana nilai positif
dari kemajuan tersebut mampu dipilih dan dipilah secara cermat dan bertanggung
jawab oleh remaja. Ini sangat urgen, karena persoalannya menyangkut masa depan
remaja itu sendiri dan bisa jadi Negara kita ini, akan kehilangan satu mata
rantai generasi penerus (the loss generation). Jika hal ini benar-benar
terjadi, maka dalam tataran ini, siapa yang harus dipersalahkan?
Dalam makalah ini kami mencoba untuk menguraikan lebih
dalam tentang kenakalan-kenakalan anak/remaja, penyebab serta gejala-gejalanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada,
maka kami merumuskan masalah dengan pendekatan sebagai berikut:
1.
Bagaimana Kenakalan remaja dengan permasalahannya?
2.
Bagaimana cara untuk menanganinya ?
C. Tujuan Umum
Agar pembaca dapat memahami tentang
kenakalan remaja dengan permasalahaanya serta bagaimana menanganinya.
D. Tujuan Khusus
Selain mempelajari materi ini pembaca
dapat:
1. Menjelaskan
kenakalan remaja dengan permasalah rokok
2. Menjelaskan
kenakalan remaja tentang penyimpangan seks
3. Menjelaskan
kenakalan remaja tentang minuman keras dan narkoba
4. Menjelaskan
tentang cara menanganinya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Remaja dan Rokok
Di masa modern ini, merokok
merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap
dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang di
sekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan
dampak negative bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatar
belakangi seeorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory
beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap
perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/fasilitative)
(Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh
remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan
kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebyanya atau dengan
kata lain dengan kelompoknya.
- Penyebab Remaja Merokok
- Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa
anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang
tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang
keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar Psikologi, 1999 : 294).
- Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya perokok juga dan demikian
sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja
tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman tersebut yang
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu
atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al
bachri, 1991).
- Faktor kepribadian
Orang mencoba ingin merokok karena alasan ingin tahu
atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri
dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson,
1999).
- Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejahatan atau glamour,
membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang ada
dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991)
B.
Penyimpangan Seks Pada Remaja
Kita telah ketahui bahwa kebebasan
bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak “kuper” dan “jomblo” yang
biasanya jadi anak mama.”banyak teman maka banyak pengetahuan”. Namun tidak
semua teman kita sejalan dengan yang kita inginkan. Mungkin mereka suka huru
hara, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersifat
terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus dipergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja merupakan suatu masa
yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan
dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan
banyaknya rasa ingin tau pada diri seseorang dengan berbagai hal, tidak
terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ
produksi mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan.
Kematangan organ produksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai
menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektonik maupun non
elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja
tersebut.
Salah satu masalah yang sering
timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada
remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja di luar pernikahan.
Apalagi apabila kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang
mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu
dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang
sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponnya dengan sangat buruk dan
berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari
lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh
dan mengucilkan siswi tersebut.
Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya
nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat
ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya
membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi
secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber
kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya di mengerti. Beberapa
sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana,
perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan
remaja akan ketidak amanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan
keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan
pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga
banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
C. Remaja dan
Penyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba
Berdasarkan data Badan Narkotika
Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun
1998–2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% di antaranya berusia antara 15–19
tahun.
Ø Definisi dan
Macam-Macam Narkoba
Narkoba
(singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan atau zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baiik secara
oral / diminum ,dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana
hati atau perasaan, prilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan
(adiksi) fisik dan psikologis.
Narkoba
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis mapun semi sintites yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Undang-undang No.22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah :
- Tanaman papaver, opium mentah, opium masak
(candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina,ekgonina, tanaman
ganja, dan damar ganja.
- Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan
kokaina, serta campuran campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut diatas.
Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktifitas mental dan prilaku ( Undang-undang No.
5/1997). Zat yang temasuk psikotropika antara lain :
·
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax,
Amfetamine, Finsiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam,
Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif
berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintites
yang dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu
system syaraf pusat, seperti Alcohol.
Ø
Apakah Alcohol Itu?
Alcohol
adalah zat yang menekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil
mungkin mempunyai efek stimulasi ringan bahan psikoaktif yang terdapat dalam
alcohol adalah etil alcohol yang diperoleh dari fermentasi madu, gula, sari
buah, atau umbi-umbian. Nama yang popoler : minuman keras (miras), kamput, tomi
(topi miring), cap tikus, balo dll. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang
berbeda-beda, misalnya bird an soda alcohol (1-7 % alkohol), anggur (10-15%
alcohol) dan miniman keras bisa disebut dengan minuman spirit ( 35-55% alcohol)
konsentrasi alcohol dalam darah dicapai dalam 30-90 menit setelah minum.
Dari beberapa penelitian alcohol dapat menyebabkan :
- Kecelakaan lalu lintas
- Luka bakar
- Bunuh diri
- Kecelakaan kerja
Ø Pengaruh
Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh
alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
- Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
- Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
- Makanan yang ada di dalam lambung.
- Pengalaman seseorang minum-minuman alkohol.
- Situasi di mana orang minim-minuman beralkohol.
Ø Pengaruh
Jangka Pendek
Walaupun
pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi
alcohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya.
Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan
meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya, orang banyak
beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan
efek buruknya.
Ø Resiko
Intoksikasi (mabuk)
Gejala
intoksikasi alkohol yang paling umum adalah “mabuk”, “teler” sehingga dapat
menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran seperti koma dapat terjadi
pada keracunan alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian.
Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya
produktivitas kerja (misalnya teler, kecelakaan akibat ngebut). Sebagai
tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku kriminal. 70% dari narapidana
menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40%.
Ø Pengaruh Jangka
Panjang
Mengkonsumsi
alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
- Kerusakan jantung.
- Tekanan darah tinggi.
- Stroke.
- Kerusakan hati.
- Kanker saluran pencernaan.
- Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak
lambung).
- Impotensi dan kurangnya kesuburan.
- Meningkatkan resiko terkena kanker payudara.
- Kesulitan tidur.
- Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan
suasana perasaan.
- Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol
juga berdampak terhadap hubungan sesama finansial, pekerjaan dan juga
menimbulkan masalah hukum.
Ø Toleransi
dan Ketergantungan
Pengguna
alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan ketergantungan.
Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari jumlah yang kecil menjadi
lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Sedangkan ketergantungan
adalah keadaan di mana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya,
banyak waktu yang terbuang karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi
dan bagaimana cara berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan
bagaimana cara menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
Ø Gejala Putus
Alkohol
Seseorang
yang mengalami ketergantungan secara fisik terhadap alkohol akan mengalami
gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi penggunaannya. Gejala
biasanya terjadi mulai 6 – 24 jam setelah minum yang terakhir. Gejala ini dapat
berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah:
- Gemetar
- Mual
- Cemas
- Depresi
- Berkeringat yang banyak
- Nyeri kepala
- Sulit tidur (berlangsung beberapa minggu)
Gejala
putus alkohol sangat berbahaya. Orang yang minum lebih dari 8 standar minum
perhari dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter (sebelum memutuskan untuk
berhenti minum) untuk mendapatkan terapi medis guna mencegah komplikasi.
Ø Sedangkan
berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga :
- Depresan, yaitu menekan sistem-sistem syaraf
pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa
tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila
kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan
antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin.
Cocntoh yang popular sekarang adalah Putaw.
- Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan : Kafein, Kokain,
Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah shabu-shabu dan
ekstasi.
- Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya
persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal
dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari
jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di laboratorium seperti
LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Ø Penyalahgunaan
Nakoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya
digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan mulai
dari keinginan untuk dicoba-coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin
melupakan persoalan dan lain-lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau
dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan
biasanya sebagai berikut :
- Coba-coba
- Senang-senang
- Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
- Penyalahgunaan
- Ketergantungan
Ø Dampak
Penyalahgunaan Narkoba
Bila
narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah
ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada
sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung
pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
psikis, maupun sosial seseorang.
a.
Dampak Fisik
- Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) seperti kejang-kejang
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf.
- Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti :
penanahan (abses), alergi, eksim.
- Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti :
penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan
paru-paru.
- Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus,
suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
- Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah
gangguan pada endokrin, seperti : penurunan fungsi hormon reproduksi
(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
- Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidak teraturan
menstruasi, dan menorhoe (tidak haid).
- Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik,
khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini
belum ada obatnya.
- Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal
ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh
untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.
b.
Dampak psikis
- Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan
gelisah.
- Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal,
penuh curiga.
- Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang
brutal.
- Sulit berkonsultasi, perasaan kesal dan tertekan.
- Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman,
bahkan bunuh diri.
c.
Dampak sosial
- Gangguan mental, anti-sosial, dan asusila,
dikucilkan oleh lingkungan.
- Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
- Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Dampak
fisik, psikis, dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikis berupa keinginan sangat
kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan psikologis
ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang
tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.
Ø Bahaya
Narkoba Bagi Remaja
Masa
remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak akan membentuk perkembangan diri
orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja
rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa
remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,
serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu
wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang
paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi
bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di
kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum
suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama
dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
D. Menangani
Masalah Yang Terjadi Pada Remaja
Selain ketiga masalah psikososial
yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas di atas
terdapat pula masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja,
kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dan lain-lain. Semua
masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja
merupakan calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah masa depan bangsa
ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk
mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara
lain :
- Peran Orang Tua
- Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak
prenatal dan balita.
- Membekali anak dengan dasar moral dan agama.
- Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara
orang tua dan anak.
- Menjalin kerjasama yang baik dengan guru.
- Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam
perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat.
- Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak.
- Hindarkan anak dari NAPZA.
- Peran Guru
- Bersahabat dengan siswa.
- Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman.
- Memberikan keleluasaan siswa untuk
mengekspresikan diri pada kegiatan ekstra kurikuler.
- Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan
olahraga.
- Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP.
- Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang
tegas.
- Meningkatkan kerjasama dengan orang tua, sesama
guru dan sekolah lain.
- Meningkatkan keamanan terpadu sekolah
bekerjasama dengan Polsek setempat.
- Mewaspadai adanya provokator.
- Mengadakan kompetesi sehat, seni budaya dan
olahraga antar sekolah.
- Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.
- Peran Pemerintah dan Masyarakat
- Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti.
- Menyediakan sarana/prasarana yang dapat
menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain.
- Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang
tegas.
- Memberikan keteladanan.
- Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan
peraturan dan hukumnya secara tegas.
- Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat
perbelanjaan dan pusat hiburan.
- Peran Media
- Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam
tayang sesuai usia).
- Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat
(tidak profokatif).
- Adanya rubrik khusus dalam media massa (cetak,
elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Kenakalan
remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri
dan orang lain.
- Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13 – 18
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada di
masa transisi.
- Jeni-jenis
kenakalan remaja diantaranya :
- Merokok
- Penyimpangan
seks
- Minuman
keras
- Penyalahgunaan
narkoba
- Penyebab
terjadinya kenakalan remaja
- Faktor
Internal
- Krisis
identitas
- Kontrol
diri yang lemah
- Faktor
Eksternal
- Kondisi
keluarga yang kurang harmonis.
- Teman
sebaya yang kurang baik.
- Komunitas/lingkungan
untuk mengatasi kenakalan remaja.
- Hal-hal
yang bias dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja
- Kegagalan
mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan.
- Kemauan
orang tua membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
- Remaja
pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja tersebut bergaul.
- Remaja
membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
B.
Daftar
Pustaka
Atkinson (1999).
Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan
Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan
Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta:
Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental
of Nursing : Concept, Process, and Practice. Fourth Edition. California :
Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A.
(1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen
(1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Philadelphia:
The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap
Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset
Kaplan dan Sadock.1997.
Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi ke 7,
Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara.
BKKBN. 2001. Remaja
Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN
Dep. Kesehatan
RI. 1997. AIDS di Tempat Kerja. Jakarta
UNESCO and
UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education
terima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk absensi sekolah berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, cocok juga untuk absensi pegawai kantor, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi website kami www.schoolmantic.com
BalasHapus