Minggu, 12 Februari 2012

Makalah Kenakalan Remaja


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak pengadopsian budaya luar secara belebihan dan tak terkendali oleh sebagian remaja kita. Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa mengenal lebih jauh nilai-nilai budaya luar secara arif dan bertanggung jawab.
Tak mungkin pula, kehadiran teknologi yang serba digital dewasa ini banyak menjebak remaja kita untuk mengikuti perubahan ini. Hal ini perlu didukung dan disikapi positif mengingat kemampuan memahami pengetahuaan dan teknologi adalah kebutuhan masa kini yang tidak bisa terelakkan. Namun, seringkali terlepas oleh kontrol. Pengaruh era global seringkali dianggap sebagai symbol kemajuan dan mendapat dukungan berarti di kalangan remaja. Kemajuan informasi dan teknologi telah membawa ke arah perubahan konsep hidup dan perilaku sosial. Pengenalan dan penerimaan informasi dan teknologi tumbuh pesat bahkan menjadi kebutuhan hidup.
Perlu kiranya menjadi keprihatinan bersama, sekaligus menaruh perhatian lebih bila mengamati dan menjumpai sebagian dari remaja yang makin menikmati dan menghabiskan masa remajanya dengan kegiatan yang kurang berfaedah bahkan sama sekali tak berguna demi masa depannya. Sungguh ironis, kala daya tarik pendidikan dan pengetahuan yang mestinya wajib didapatkan oleh para remaja, malah justru menjadi momok yang menakutkan memicu kebencian.
Perlu kiranya memformulasikan kebutuhan pendidikan (akhlak, ilmu pengetahuan, teknologi, mental dan lain-lain) yang lebih mendekati kepada kepentingan riil anak remaja masa kini. Tidak sekedar mengadopsi pola-pola atau cara-cara Negara sekuler, sementara sering mengesampingkan nilai-nilai moral dan mental generasi remaja.
Masalahnya sejauh mana nilai positif dari kemajuan tersebut mampu dipilih dan dipilah secara cermat dan bertanggung jawab oleh remaja. Ini sangat urgen, karena persoalannya menyangkut masa depan remaja itu sendiri dan bisa jadi Negara kita ini, akan kehilangan satu mata rantai generasi penerus (the loss generation). Jika hal ini benar-benar terjadi, maka dalam tataran ini, siapa yang harus dipersalahkan?
Dalam makalah ini kami mencoba untuk menguraikan lebih dalam tentang kenakalan-kenakalan anak/remaja, penyebab serta gejala-gejalanya.

B.     Rumusan Masalah
         Berdasarkan permasalahan yang ada, maka kami merumuskan masalah dengan pendekatan sebagai berikut:
1.      Bagaimana Kenakalan remaja dengan permasalahannya?
2.      Bagaimana cara untuk menanganinya ?

C.    Tujuan Umum
        Agar pembaca dapat memahami tentang kenakalan remaja dengan permasalahaanya serta bagaimana menanganinya.
D.    Tujuan Khusus
    Selain mempelajari materi ini pembaca dapat:
1.      Menjelaskan kenakalan remaja dengan permasalah rokok
2.      Menjelaskan kenakalan remaja tentang penyimpangan seks
3.      Menjelaskan kenakalan remaja tentang minuman keras dan narkoba
4.      Menjelaskan tentang cara menanganinya








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Remaja dan Rokok
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negative bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatar belakangi seeorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebyanya atau dengan kata lain dengan kelompoknya.
    • Penyebab Remaja Merokok
      1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar Psikologi, 1999 : 294).
      1. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman tersebut yang dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al bachri, 1991).
      1. Faktor kepribadian
Orang mencoba ingin merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
      1. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejahatan atau glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991)

B.     Penyimpangan Seks Pada Remaja
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak “kuper” dan “jomblo” yang biasanya jadi anak mama.”banyak teman maka banyak pengetahuan”. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan yang kita inginkan. Mungkin mereka suka huru hara, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersifat terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus dipergaulan bebas yang menyesatkan.

Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tau pada diri seseorang dengan berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ produksi mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ produksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektonik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.

Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja di luar pernikahan. Apalagi apabila kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponnya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut.

           Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya di mengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidak amanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
C.    Remaja dan Penyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998–2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% di antaranya berusia antara 15–19 tahun.
Ø  Definisi dan Macam-Macam Narkoba
        Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan atau zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baiik secara oral / diminum ,dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, prilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

        Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis mapun semi sintites yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. (Undang-undang No.22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah :
  • Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina,ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
  • Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut diatas.
        Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktifitas mental dan prilaku ( Undang-undang No. 5/1997). Zat yang temasuk psikotropika antara lain :
·      Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Finsiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintites yang dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu system syaraf pusat, seperti Alcohol.

Ø  Apakah Alcohol Itu?
        Alcohol adalah zat yang menekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan bahan psikoaktif yang terdapat dalam alcohol adalah etil alcohol yang diperoleh dari fermentasi madu, gula, sari buah, atau umbi-umbian. Nama yang popoler : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus, balo dll. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bird an soda alcohol (1-7 % alkohol), anggur (10-15% alcohol) dan miniman keras bisa disebut dengan minuman spirit ( 35-55% alcohol) konsentrasi alcohol dalam darah dicapai dalam 30-90 menit setelah minum.
Dari beberapa penelitian alcohol dapat menyebabkan :
    • Kecelakaan lalu lintas
    • Luka bakar
    • Bunuh diri
    • Kecelakaan kerja
Ø  Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
        Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
  • Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
  • Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
  • Makanan yang ada di dalam lambung.
  • Pengalaman seseorang minum-minuman alkohol.
  • Situasi di mana orang minim-minuman beralkohol.
Ø  Pengaruh Jangka Pendek
        Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alcohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya, orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
Ø  Resiko Intoksikasi (mabuk)
       Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah “mabuk”, “teler” sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktivitas kerja (misalnya teler, kecelakaan akibat ngebut). Sebagai tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku kriminal. 70% dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40%.
Ø  Pengaruh Jangka Panjang
        Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
    • Kerusakan jantung.
    • Tekanan darah tinggi.
    • Stroke.
    • Kerusakan hati.
    • Kanker saluran pencernaan.
    • Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung).
    • Impotensi dan kurangnya kesuburan.
    • Meningkatkan resiko terkena kanker payudara.
    • Kesulitan tidur.
    • Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan.
    • Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak terhadap hubungan sesama finansial, pekerjaan dan juga menimbulkan masalah hukum.
Ø  Toleransi dan Ketergantungan
        Pengguna alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan ketergantungan. Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari jumlah yang kecil menjadi lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Sedangkan ketergantungan adalah keadaan di mana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya, banyak waktu yang terbuang karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi dan bagaimana cara berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan bagaimana cara menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
Ø  Gejala Putus Alkohol
        Seseorang yang mengalami ketergantungan secara fisik terhadap alkohol akan mengalami gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi penggunaannya. Gejala biasanya terjadi mulai 6 – 24 jam setelah minum yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah:
    • Gemetar
    • Mual
    • Cemas
    • Depresi
    • Berkeringat yang banyak
    • Nyeri kepala
    • Sulit tidur (berlangsung beberapa minggu)
        Gejala putus alkohol sangat berbahaya. Orang yang minum lebih dari 8 standar minum perhari dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter (sebelum memutuskan untuk berhenti minum) untuk mendapatkan terapi medis guna mencegah komplikasi.
Ø  Sedangkan berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga :
    1. Depresan, yaitu menekan sistem-sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Cocntoh yang popular sekarang adalah Putaw.
    2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan : Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah shabu-shabu dan ekstasi.
    3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Ø  Penyalahgunaan Nakoba
        Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan mulai dari keinginan untuk dicoba-coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dan lain-lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut :
    • Coba-coba
    • Senang-senang
    • Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
    • Penyalahgunaan
    • Ketergantungan
Ø  Dampak Penyalahgunaan Narkoba
        Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis, maupun sosial seseorang.
a.       Dampak Fisik
  1. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) seperti kejang-kejang halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf.
  2. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti : penanahan (abses), alergi, eksim.
  3. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
  4. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
  5. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin, seperti : penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
  6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidak teraturan menstruasi, dan menorhoe (tidak haid).
  7. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
  8. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.
b.      Dampak psikis
  1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
  2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
  3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
  4. Sulit berkonsultasi, perasaan kesal dan tertekan.
  5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
c.       Dampak sosial
  1. Gangguan mental, anti-sosial, dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
  2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
  3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
        Dampak fisik, psikis, dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.
Ø  Bahaya Narkoba Bagi Remaja
        Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

D.    Menangani Masalah Yang Terjadi Pada Remaja
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas di atas terdapat pula masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dan lain-lain. Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
  1. Peran Orang Tua
    • Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita.
    • Membekali anak dengan dasar moral dan agama.
    • Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orang tua dan anak.
    • Menjalin kerjasama yang baik dengan guru.
    • Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat.
    • Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak.
    • Hindarkan anak dari NAPZA.
  2. Peran Guru
    • Bersahabat dengan siswa.
    • Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman.
    • Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstra kurikuler.
    • Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga.
    • Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP.
    • Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas.
    • Meningkatkan kerjasama dengan orang tua, sesama guru dan sekolah lain.
    • Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat.
    • Mewaspadai adanya provokator.
    • Mengadakan kompetesi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah.
    • Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.
  3. Peran Pemerintah dan Masyarakat
      • Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti.
      • Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain.
      • Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas.
      • Memberikan keteladanan.
      • Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas.
      • Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan.
  4. Peran Media
  • Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia).
  • Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak profokatif).
  • Adanya rubrik khusus dalam media massa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja.














BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
  • Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
  • Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13 – 18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada di masa transisi.
  • Jeni-jenis kenakalan remaja diantaranya :
    1. Merokok
    2. Penyimpangan seks
    3. Minuman keras
    4. Penyalahgunaan narkoba
  • Penyebab terjadinya kenakalan remaja
      1. Faktor Internal
        • Krisis identitas
        • Kontrol diri yang lemah
      2. Faktor Eksternal
  • Kondisi keluarga yang kurang harmonis.
  • Teman sebaya yang kurang baik.
  • Komunitas/lingkungan untuk mengatasi kenakalan remaja.
  • Hal-hal yang bias dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja
  • Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
  • Kemauan orang tua membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  • Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja tersebut bergaul.
  • Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
B.            Daftar Pustaka

Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.

Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice. Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.

Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Philadelphia: The C V Mosby.

Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset

Kaplan dan Sadock.1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi ke 7, Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara.

BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN

Dep. Kesehatan RI. 1997. AIDS di Tempat Kerja. Jakarta

UNESCO and UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education

1 komentar:

  1. terima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk absensi sekolah berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, cocok juga untuk absensi pegawai kantor, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi website kami www.schoolmantic.com

    BalasHapus